Arthur John
Arberry
Arthur John Arberry (1905-1969) adalah seorang Inggris orientalis,
sarjana, penerjemah, editor, dan penulis yang menulis, menerjemahkan, atau
diedit sekitar 90 buku tentang Persian- dan pelajaran Arab-bahasa. Dia
mengkhususkan diri dalam studi Sufi, tetapi juga dikenal karena terjemahan yang
sangat baik tentang Quran. Ia juga seorang pengamat Islam yang amat baik.
Pengembara adalah salah atu cirinya. Buku yang diterjemahkannya pun tidak semua
terlacak. Namun perjalanan hidupnya penuh dengan spiritual yang luar biasa.
A.J Arberry
banyak melakukan study keislaman termasuk penelitian dalam bidang tasawuf.
Dalam bukunya berjudul pasang surut aliran tasawuf A.J Arberry
mencoba melakukan pendekatan kombinasi, yaitu antara pendekatan tematik yaitu
dengan pendekatan tokoh. Dengan pendekatan demikian ia coba kemukakan tentang
firman Tuhan , kehidupan Nabi, para zahid, para sufi , para ahli teori tasawuf
. struktur aliran tasawuf serta runtuhnya aliran tasawuf. Dari isi penelitian
tersebut tampak bahwa A.J Arberry menggunakan analisis kesejarahan , yakni berbagai tema
tersebut dipahami berdasarkan kontek sejarahnya, dan tidak dilakukan proses
pemanfaatan nilai ajaran – ajaran tersebut dalam kehidupan modern.[1]
Tumbuhnya sufisme
di masyarakat era modern menjadi dampak modernitas terhadap Islam dan
masyarakat modern. A.J Arberry menegaskan bahwa tarekat di banyak tempat tetap
“menarik
masyarakat bodoh, tetapi tak satupun orang yang terdidik perduli
mendukung
mereka”.
Dalam bukunya pasang
surut aliran tasawuf A.J
Arberry mengupas secara tuntas bagaimana pandangannya tentang aliran sufisme
yang diawali dari firman Tuhan atau Al Qur’an. Firman yang pertama yang turun
kepada Nabi Muhammad adalah Surat Al-Alaq yang berarti “ Bacalah dengan nama
Tuhanmu” ini adalah ayat pertama yang diikuti oleh ayat – ayat berikutnya yang
dijadikan satu dan disebut sebagai Al Qur’an. Yang menjelaskan antara surga dan
neraka, perintah dan larangan, hukum dan kewajiban. Namun para sufisme
berkeyakinan itulah cara Tuhan untuk mempersaksikan Dzat dan sifatNya,
penyingkapan rahasia diriNya kepada manusia lewat perkataan Jibril kepada Nabi
Muhammad. Mengingat teks – teks mistik seperti ini yang menjadi daya tarik para
sufi bahwa mereka bisa manunggal dengan Tuhan. Seperti “mengingat Allah dengan
berdzikir” bahwasanya Dzikir ini mempunyai makna lain bagi para sufi yaitu
“semua yang di dunia ini fana kecuali wajahnya”. Maka untuk memahami lebih
dalam tentang makna isi yang terkandung dalam Al Qur’an dengan menghafalnya
karena laki laki atau perempuan yang menghafal Al Qur’an adalah orang yag
terelegius dan mereka para sufi hanyut dalam meditasi yang khusyu’ terhadap
Kitab Suci. Seorang sufi bersikap sebagaimana para alim lain sezamannya yakni
menyusun karya- karya utama sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan kepadanya.
Disini akan
dijelaskan istilah-istilah teknis dalam aliran sufi.”Maqam” adalah suatu tahap
pencapaian ruhaniah sang pejalan dalam mendekat kepada Tuhan sedangkan “hal”
adalah suasana batiniahyang bergantung bukan pada sang sufi melainkan kepada
Tuhan .
1)
maqam pertama
ia nyatakan sebagai taubah,
2)
Mujahadah,
maksudnya berjuang sungguh-sungguh melalui kehidupanmistik
3)
Khalwat wa
uzlah (bersunyi diri dan menyingkir dari masyarakat)
4)
Taqwa
(kepatuhan yang disertai rasa takut dan takzim kepada Allah),
5)
Wara’
(mengekang dan menahan diri)
6)
Zuhd (zuhud,
menolak)
7)
Samt (diam)
8)
Khauf (cemas,
takut)
9)
Raja’ (harap)
10)
Huzn (sesal)
terhadap dosa-dosa yang telah lalu
11)
Ju’, tarkus
syahwat (lapar, menahan diri dari nafsu)
12)
Khusyu’,
Tawadhu’
13)
Mukhalafatun-nafs
wadz-dzikruyyubiha (menentang hawa nafsu danmngingat keburukan-keburukannya),
dua macam sifat tercela yangdititikberatkan adalah: a) hasad (hasut, dengki),
b) ghibah (fitnah,mengumpat).
14)
Qanaah (rasa
cukup)
15)
Tawakkal
(berserah diri kepada Allah)
16)
Syukr (syukur)
17)
Yaqin (iman
yang teguh)
18)
Shabr (sabar,
tabah)
19)
Muraqabat
(senantiasa sadar kepada Allah)
1) Tuhan adalah “Wujud Mutlak” dan “Sumber segala kemaujudan”;
2) Alam semesta memiliki wujud yang nisbi
3) Tuhan adalah Mahatinggi dan Abadi
4) Wujud, yang terpisah dari Tuhan, maujud karena Kehendak
tuhan(Iradat Ilahi), yang bertindak sesuai dengan hukum-hukum yang berlakubagi
segala maujud.
5) Sebelum maujud, hal-hal dari alam azali (the Phenomenal
world)terpendam dalam benak Tuhan dan menyatu dengan Dzat dan KesadaranIlahi.
6) Tak ada yang manunggal dengan Tuhan, dalam arti menjadi satu
denganTuhan, ada realisasi fakta yang telah maujud bahwa sang Sufi adalahsatu
dengan Tuhan.
7) Asas rasional, kreatif, dan hidup dari Alam Semesta atau Benak
pertamaadalah hakikat Muhammad (al-Haqiqat Muhammadiah) yang jugadisebut
hakikat segala hakikat (haqiqatul haqa’iq).
8) Setiap nabi adalah Logos Tuhan, sang Logos adlah
Muhammad,“penghulu” para nabi. Semua logos ini terpadu dalam hakikatMuhammad.
9) Manusia Sempurna merupakan ‘miniatur” hakikat.
[1]https://www.google.co.id/?gws_rd=cr,ssl&ei=BF4hVaT9HtaQuASj9oCQCA#q=pandagan+orientalis+a.j+arberry+tentang+tasawuf+dalam+bukunya+pdf
[3] Julia Day Howel da Martin van Bruinessen, Sufime
dan Modern dalam Islam, dalam Urban
Sufsim, Jakarta:PTRaja Grafindo Persada,2008,hlm 9
Post a Comment
Post a Comment